TEKNIK DAN GAYA MUSIK TRADISIONAL BERKELOMPOK (Bab 4 Kelas 8 Semester Genap)
Sumber : https://www.gesuri.id/kerakyatan/senangnya-siswa-sd-moskow-main-gamelan-b1TufZoj
RINGKASAN MATERI
A. Jenis Musik Ansambel Tradisional
Indonesia kaya akan beragam budaya yang hidup dan berkembang di wilayah Nusantara. Musik tradisi merupakan salah satu manifestasi budaya dengan medium suara sebagai sarana ungkap ekspresi jiwa. Kecerdasan musikal yang dimiliki para seniman di Indonesia melahirkan karya-karya seni musik yang luar biasa indahnya. Karya tersebut tidak hanya berwujud karya garapan musik tetapi juga karya-karya penciptaan alat musik yang akan digunakan sebagai sarana ungkap musikalitasnya.
Salah satu ciri khas musik tradisi yang hidup dan berkembang di Indonesia adalah bersifat kolektif yang artinya sajian permainan dilakukan secara bersama-sama atau kelompok. Kelompok tersebut biasa disebut ansambel atau perangkat. Ada kelompok kecil yang terdiri hanya dua sampai delapan pemain saja, tapi juga ada kelompok yang terdiri sampai 30-an pemain. Ansambel berasal dari bahasa perancis ensamble yang artinya bersama,kerjasama.
Secara harafiah orang akan beranggapan bahwa musik yang disajikan berkelompok memiliki kecenderungan warna musik yang dinamis, namun sebenarnya terdapat nilai filososfis yang terkandung di dalamnya. Penyajian secara kelompok menggambarkan karakter bangsa Indonesia yang memiliki sifat utama gotong royong. Kebersamaan merupakan karakter yang harus dimiliki oleh setiap insan warga Indonesia.
Nilai gotong royong dapat dipecah lagi menjadi sub nilai seperti saling menghargai, taat pada komitmen, menyelesaikan dalam kebersamaan dan sebagainya. Berdasarkan penelitian sosial yang berkaitan dengan musik tradisi menyatakan bahwa sub nilai tersebut tercermin dalam sajian musik tradisi. Misalnya, ketika memainkan sebuah lagu tiap pemain harus memperhatikan permainan instrumen yang lain. Lagu yang disajikan secara utuh sampai akhir harus dilakukan secara bersamasama. Ketika salah satu instrumen memegang kendali permainan ritme maka pemain instrumen yang lain harus mengikuti dan berkomitmen dengan sajian lagu yang sedang dilakukan.
Istilah karawitan pada saat ini di daerah – daerah tertentu terutama di perguruan tinggi sering digunakan untuk menyebut berbagai jenis alat musik daerah. Banyak yang menggunakan istilah karawitan dengan berangkat dari kata dasar “rawit”. Menurut Ki Sindu Suwarno karawitan berasal dari kata “rawit” yang berarti cabai rawit suatu cabai yang kecil, halus dan indah. Sedangkan menurut R.M Kusumadinata bahwa karawitan adalah pancaran sinar yang indah. Seni karawitan adalah seni yang berbentu vokal maupun instrumental yang berlaraskan pelog dan slendro. Namun saat ini istilah k\rawitan mencakup jenis – jenis alat musik yang berbentuk vokal maupun instrumental dan tidak hanya pelog dan slendro saja. Akan tetapi seluruh jenis kesenian yang ada di Indonesia.
Menurut Kamus Musik Tangga nada adalah Urutan nada melalui satu oktaf yang mengikuti pola tertentu (Tonesystem). Sehingga Tangga nada adalah serangkaian/kumpulan nada-nada yang disusun berturut dengan interval tertentu. Ditinjau dari penggunaan tangga nada yang digunakan sebagai media ekspresi, seni musik tradisional yang tersebar di penjuru Nusantara dibedakan menjadi 2 yaitu (1) tangga nada Pentatonis, dan (2) tangga nada Diatonis.
Tangga nada Pentatonis adalah istilah untuk sistem nada/ tangga nada yang terdiri dari lima nada (Pier, Karl-Edmund) Tangga nada pentatonis memiliki lima buah nada baku yang aktif berperan dalam permainan sebuah lagu. Untuk wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah tangga nada ini disebut tangga nada Kepatihan, untuk wilayah Jawa Barat (Sunda) disebut tangga nada Daminatila, sedangkan di Bali disebut tangga nada Dong Ding. Pada prinsipnya nada-nada tersebut mempunyai frekuensi nada dan jarak nada yang hampir sama.Terdapat bermacam tangga nada pentatonis, namun di Indonesia dibedakan menjadi 2 macam yaitu: Pentatonik anhemitonis(tanpa setengah nada) di Indonesia disebut juga “slendro”. Dan pentatonik hemitonis (dengan nada setengah) yang di jawa disebut “pelog”. Pada tangga nada pentatonis terdapat materi tentang Pathet. Menurut Kamus Musik Pathet adalah modus. Dalam wayang kulit terdapat beberapa tahap waktu yang setiap tahap dikhususkan dengan salah satu pathet. Menurut Mardowo dan Sito, Patet dapat juga dikatakan pengaturan nada yang memberikan keindahan dan harmonisasi pukulan.
Termasuk tangga nada anhemitones yaitu tangga nada tanpa menggunakan setengah nada.Simbol : 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 1dibaca : ji – ro – lu – ma – nem – jiJarak nada Pentatonis Slendro antara lain sebagai berikut :
Susunan slendro pathet 6 adalah sebagai berikut:
Susunan slendro pathet 9 adalah sebagai berikut:
Susunan slendro pathet manyuro adalah sebagai berikut:
Pelog patet limo susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :
Pelog patet nem susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :
Pelog patet barang susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :
Tangga nada dijatonis mayor adalah tangga nada yang susunannya berjarak (interval)1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½Simbol : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 1Dibaca : Do- re – mi – fa – sol – la – si – doCiri-ciri sifat tangga nada mayor adalah:• Bersifat riang gembira• Bersemangat• Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada do = 1
b. Tangga nada diatonis Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada yang susunannya berjarak (interval)1 – ½ – 1– 1 – ½ – 1 – 1 .Simbol : 6 – 7 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6Dibaca : la – si – do – re – mi – fa – sol – la
• Bersifat sedih• Kurang Bersemangat• Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La= A• Sentimentil
Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum mendapat nada sisipan.
Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap sama.
Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut diturunkan 1/2 laras.
a. Musik Tradisional
........................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Karawitan
........................................................................................................................................................................................................................................................................
c. Tangga nada Pentatonis
........................................................................................................................................................................................................................................................................
d. Tangga nada Diatonis
.......................................................................................................................................................................................................................................................................
e. Kolektif
.......................................................................................................................................................................................................................................................................
2. Putarlah video pertunjukkan musik tradisional, kemudian amatilah dan catatlah tentang asal musik tradisional, alat musik yang digunakan, dan keunikan lagunya.
Merupakan bentuk umum alat musik yang berbahan dasar bambu, tetapi dalam perkembangannya bentuk tersebut dapat digantikan dengan bahan kayu atau logam. Contoh intrumen ini adalah angklung, calung, kentongan/kul-kul, suling/saluang. Cara memainkannya ada yang di pukul, digoyang atau ditiup.
Merupakan bentuk lempengan dari logam atau kayu yang memerlukan wadah gema sebagai ruang resonansi. Contoh Instrumen ini adalah saron, demung, gender, slenthem kolintang, dan lain sebagainya. Cara memainkannya dipukul.
c. Bentuk Pencon
Merupakan lingkaran yang bawahnya berlubang atau berongga dengan bagian atasnya terdapat tonjolan ditengah. Pada umumnya alat musik ini berbahan logam atau kuningan yang dimainkan dengan cara dipukul.
Calung banyumasan adalah alat musik tradisional serjenis perkusi mirip gamelan yang terbuat dari bambu. Berada dan berkembang di daerah asalnya yaitu banyumas. Arti kata calung sendiri berasal dari dua kata yang di gabung menjadi satu yaitu “carang pring wulung” (pucuk bambu wulung) dan ada juga yang mengartikan “di cacah melung-melung” (di pukul berbunyi nyaring). Asal usul musik ini mengacu pada alat musik bongkel. Hal ini terlihat dari pembuatan, sistem pelarasan, struktur komposisi, bentuk fisik instrumen, bahan baku, proses, dan teknik permainan dari beberapa instrumen. Bongkel adalah Musik yang selama ini disebut-sebut sebagai cikal-bakal Angklung dan Calung Banyumas. Anggapan seperti ini cukup masuk akal, karena salah satunya adalah bentuk musik rakyat yang terdapat di desa Gerduren, Banyumas (Jawa Tengah). Musik ini di bantu oleh instrumen perkusi seperti Angklung Bambu berlaras slendro. Dalam satu bingkai terdapat empat tabung nada berbeda. Cara memainkannya cukup digoyang dan digetarkan memakai kedua tangan, serta diikuti tutupan jari-jari tertentu untuk menentukan nada. Karakteristik permainan bongkel terletak pada jalinan ritmis antara keempat tabung nada.
Calung banyumas dengan calung sunda memiliki berbagai perbedaan. Perbedaan calung sunda dan calung banyumas diantaranya tangga nada dan pengucapannya. Jika calung sunda menggunakan da-mi-na-ti-la sedangkan banyumas menggunakan ji-ro-lu-mo-nem. Seperangkat alat musik calung terdiri dari gambang barung, gambang penerus, kethuk kenong, dhendhem, kendang, dan gong bumbung. Calung sendiri berlaraskan slendro 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem), sesuai dengan perkembangan jaman sekarang laras calung ada yang pelog dan bahkan yang bernada diatonis.
Penjelasan masing-masing instrumen calung banyumas
Merupakan instrument yang sejenis tidak ada perbedanya dari bentuk, ukuran, maupun sistem pelarasanya. hanya dalam tehnik memainkanya yang membedakan keduanya antara gambang barung berfungsi sebagai pembuka dan melodi dalam gending akan tetapi gambang penerus berfungsi memainkan imbal mengikuti gambang barung. Jumlah wilahan pada instrumen ini berjumlah 16 wilahan.
Untuk kendang sendiri dalam calung banyumasan biasanya memakai kendang ciblon, tetapi seiring dengan perkembangan jaman banyak juga yang memakai kendang jaipong.Tehnik atau gaya permainanya mengikuti gaya banyumasan yang sedikit rancak dan penuh semangat. Setiap gending memiliki pakem sendidri-sendiri sama seperti layak.nya gamelan jawa.
Kenong dalam calung banyumasan tehnik memainkanya tidak berbeda jauh layaknya kenong dalam gamelan jawa. Nada terendah (nada 2) pada kenong berfungsi sebagai kethuk layaknya metronom. jumlah wilahan pada kenong sendiri berjumlah 6 wilahan.
Dhendhem dan kenong memiliki jumlah wilahan dan sitem penataan nada yang sama dengan kenong akan tetapi nada dhendhem lebih rendah di bandingkan kenong dan tehnik permainan dhendhem sendiri mendobel permainan kenong.
Gong bumbung merupakan bagian dari calung yang sedikit unik, instrumen ini terbuat dari 2 bambu yang berbeda ukuran diameternya. Bambu yang berukuran besar berfungsi sebagai lubang resonansi sedangkan bambu yang berukuran kecil berfungsi sebagai sebul/ peniup (mouthpiece). Tehnik memainkanya dengan cara menggetarkan bibir layaknya terompet. Nada yang di hasilkan merupakan produksi suara dari mulut kita sendiri. Untuk fungsinya sama dengan gong pada gamelan jawa.
Menurut Kamus Musik oleh Karl Edmund Prier SJ, Imbal merupakan suatu variasi dalam memperindah suatu garap lagu dalam tata cara menabuh gamelan/karawitan/calung. Biasanya dipakai pada saron, bonang, gambang dan lain sebagainya. Pada musik calung Imbal dimainkan oleh gambang dan gambang penerus. Berikut contoh permainan imbal pada gambang.
Keterangan Simbol Bunyi
3) Jenis-jenis Singgetana) Singgetan Irama 1 (lancar) / SIL atau peralihan dari Irama 1 ke Irama 2
b) Singgetan Irama 2
JENIS WANGSALAN
Posting Komentar untuk "TEKNIK DAN GAYA MUSIK TRADISIONAL BERKELOMPOK (Bab 4 Kelas 8 Semester Genap)"