Al-Qur’an Menginspirasi: Menjadi Generasi Sehat dengan Makanan dan Minuman yang Halal dan Baik
Al-Qur’an Menginspirasi: Menjadi Generasi Sehat
Dengan Makanan dan Minuman yang Halal dan Baik
Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.
Apa kabar anak-anakku?
Semoga kalian dalam keadaan sehat,
selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.
Baik pada pagi hari ini kita akan mempelajari materi tentang Al-Qur’an Menginspirasi: Menjadi Generasi Sehat dengan Makanan dan Minuman yang Halal dan Baik
Siswa yang sholih dan sholihah, apakah kalian pernah membaca liputan tentang
jajanan yang berbahaya untuk dikonsumsi? Benar, masih banyak ditemukan
jajanan anak sekolah yang mengandung zat kimia berbahaya bagi tubuh.
Menurut Penny K. Lukito, ketua Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia (BPOM RI), sebagian besar jajanan di sekolah perlu
mendapat perhatian. Banyak kasus keracunan makanan di sekolah akibat
mengandung bahan berbahaya, seperti formalin, boraks, rodamin, dan lain lain. Apabila zat ini terakumulasi pada tubuh manusia dalam jangka panjang,
dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Ciri-ciri makanan dan minuman berbahaya antara lain warna makanan
terlalu mencolok, rasanya sangat tajam, bentuknya sangat kenyal, keras,
gosong, dan berbau menyengat. Jajanan berbahaya bisa juga dikarenakan
bungkus yang tidak sehat, seperti makanan panas yang dibungkus plastik
atau styrofoam.
tentunya makanan dan minuman yang akan kita konsumsi haruslah yang halal dan baik, yang menambah kesehatan tubuh dan bermanfaat bagi tubuh, serta apa yang kita lakukan tergolong ibadah dan amal shalih oleh Allah SWT, karena pada saat mengkonsumsi makanan dan minuman kita awali dengan baca basmalah dan doa...
PANTUN ISLAMI
Tiang agama namanya salat
Menjadi rukun Islam kedua
Jikalau ingin tubuh yang sehat
Makan minum haruslah dijaga
Rukun pertama disebut syahadat
Bersaksi tentang Allah dan rasul-Nya
Tubuh sehat hidup jadi semangat
Cara tepat meraih cita-cita
Rukun ketiga puasa Ramadan
Semua muslim wajib berpuasa
Hati-hati kalau beli jajanan
Banyak jajanan yang kedaluwarsa
Rukun keempat namanya zakat
Hukumnya wajib bagi yang punya
Pastikan makanan halal dan sehat
Rizki barakah hidup bahagia
Ibadah haji rukun kelima
Haji mabrur menjadi impian
Marilah kita jaga bersama
Generasi sehat penuh harapan
Ayo, Belajar Mengartikan
a. Terjemah Q.S. an-Nahl /16: 114
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
b. Terjemah hadis Muslim no. 1686
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. FirmanNya: “Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dan Allah juga berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kamu.” (H.R. Muslim: 1686)
Ayo, Memahami Tajwid Tentang Bacaan Lam Jalalah dan Ra
a. Bacaan lam jalalah
Tahukah kalian kalau di dalam ilmu tajwid, ada yang disebut dengan lam jalalah? Lam jalalah adalah huruf lam yang terdapat pada kata ‘Allah Swt.’ Sekarang pasti kalian sudah tahu. Berapa banyak kalian
menyebut atau membaca kalimat ‘Allah Swt.’ dalam sehari? Sebagai seorang muslim tentu kalian sering membaca dan menyebutnya, baik dalam obrolan sehari-hari maupun dalam zikir dan ibadah salat.
Membaca lam jalalah ada aturannya. Ilmu tajwid memberikan aturan untuk membantu mempermudah umat Islam non-Arab agar bisa membaca lafal-lafal Arab dengan cara yang benar. Tujuannya
adalah agar tidak terjadi kesalahan pelafalan yang berakibat pada kesalahan makna.
Ada dua cara dalam membaca lam jalalah berikut ini.
1) Dibaca tebal (Lam jalalah tafkhim)
Cara ini dilakukan apabila lam jalalah berada di awal kalimat, setelah harakat fathah, atau setelah harakat damah.
2) Dibaca tipis (Lam jalalah tarqiq)
Cara ini dilakukan apabila lam jalalah berada setelah harakat kasrah.
b. Bacaan ra ( ر) Kalau huruf ra pasti kalian sudah tahu. Bacaan ra juga ada yang dibaca tebal dan tipis.
1) Dibaca tebal (ra tafkhim)
Cara ini dilakukan apabia ra berada pada situasi sebagai berikut:
a) Berharakat fathah
b) Berharakat damah
c) Berharakat sukun sementara huruf sebelumnya berharakat fathah
d) Berharakat sukun sementara huruf sebelumnya berharakat damah
2) Dibaca ringan (ra tarqiq)
Cara ini dilakukan apabia ra’ berada pada situasi sebagai berikut:
a) Berharakat kasrah
b) Berharakat sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah
Ayo, Memahami Kandungan Q.S. an-Nah]l /16: 114 dan Hadis
Islam memiliki perhatian yang besar terhadap pola konsumsi umat manusia. Berdasarkan Q.S. an-Nahl /16: 114, Islam memerintahkan umatnya untuk memakan makanan yang halal dan baik (Halalan tayyiban). Perintah ini dikuatkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim. Di dalam hadis ini, ada dua ayat Al-Qur’an yang dinukil oleh Nabi Muhammad saw
Hubungan di antara ayat-ayat ini dan juga hadis Nabi adalah sama-sama menggunakan kata ‘al-tayyibat’. Kata ‘al-tayyibat’ merupakan bentuk jamak dari kata tayyib, yang diambil dari pembentukan kata dalam bahasa Arab thaba-yatibu-tayyib-tayyibah. Secara bahasa kata t]ayyib memiliki banyak makna, di antaranya suci dan bersih (zaka wa tahara), baik dan elok (jada wahasuna), enak (lazza), dan menjadi halal.
Kata tayyib sebagai sifat makanan halal (halalan tayyiban) disebut 4 kali dalam surah Al-Qur’an , yakni pada surah al-Baqarah: 168, al-Maidah:, al-Anfal: 69, dan an-Nahl:114. Ada tiga penafsiran yang berbeda tentang makna kata tayyib berikut ini.
1) Imam Malik memaknai kata tayyib sebagai penguat kata halal yang berarti halal itu sendiri, yaitu suci, tidak najis, dan tidak haram.
2) Ibnu Katsir mengartikan makanan yang tayyib sebagai makanan yang baik zatnya serta tidak membahayakan tubuh dan akal.
3) Imam Syafi’i mengartikannya sebagai sesuatu yang dipandang lezat
Berdasarkan penafsiran para ulama tersebut, secara istilah, kata tayyib bisa diartikan sebagai makanan yang halal, baik, dan lezat. Dengan demikian, makanan yang halalan tayyiban dapat diartikan dalam tiga pengertian, yaitu;
1) Makanan yang suci zatnya, tidak najis, dan tidak diharamkan,
2) Makanan yang tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran,
3) Makanan yang lezat
Berdasarkan arti halalan tayyiban tersebut, ajaran Islam tentang memakan makanan tidak berhenti hanya pada kehalalan makanan saja. Selain halal, makanan juga harus baik, yakni tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran, serta rasanya lezat.
Dalam kontes kekinian, makanan juga harus memenuhi unsur sehat. Makanan yang dikonsumsi tidak semata-mata tidak memberikan dampak buruk, tetapi mampu memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang dikonsumsi harus mampu menopang kebutuhan nutrisi dan gizi bagi tubuh
Meskipun pada masa Nabi Muhammad saw dan para sahabat belum berkembang teori gizi, tetapi Al-Qur’an maupun hadis sudah memberikan perhatian agar makanan yang dikonsumsi berpengaruh pada kesehatan. Perhatian ini salah satunya terdapat pada larangan Al-Qur’an agar umat Islam tidak makan secara berlebihan.
Di samping Al-Qur’an, ada juga perintah Nabi Muhammad saw agar
umat Islam memberikan ruang bagi perut ketika makan, yakni sepertiga
untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara.
Kata kunci dari larangan tidak berlebih-lebihan baik dalam Al-Qur’an
maupun hadis Nabi Muhammad saw adalah mengonsumsi makanan secara
seimbang. Seorang muslim makan seperlunya saja, meskipun demikian
makanan yang dimakan harus mampu menopang kebutuhan nutrisi dan gizi
bagi tubuh. Secara kuantitas makanan yang dimakan tidak terlalu banyak,
tetapi secara kualitas memiliki gizi yang cukup.
Boleh jadi pola konsumsi yang seimbang inilah yang menjadi kunci
kekuatan fisik umat Islam di masa lampau. Meskipun umat Islam rajin
berpuasa tetapi tetap fit
dalam berbagai aktivitas fisik,
termasuk ketika berperang
dalam keadaan berpuasa.
Berdasarkan pembahasan
di atas, makanan yang baik
menurut pandangan Islam
harus memenuhi kriteria
sebagai berikut;
1) Baik zatnya
Baik zatnya berarti makanan harus halal, dalam arti suci, tidak najis, dan tidak haram. Makanan yang halal dan haram nanti akan dibahas lebih dalam di bab 13.
2) Aman atau tidak membahayakan kesehatan
Artinya makanan yang dikonsumsi tidak memberikan dampak buruk, seperti zat kimia yang berbahaya bagi tubuh dalam jangka pendek maupun panjang.
3) Rasanya lezat
Maksudnya adalah makanan yang disajikan harus menarik, baik dari segi penapilan maupun cita rasanya sehingga mampu menggugah selera orang yang memakannya.
4) Memenuhi angka kecukupan gizi
Artinya makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus memenuhi kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi orang sehat menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam suasana makanan yang ber-aneka ragam, ada cara untuk mengenali makanan yang halal dan tayyib.
1) Perhatikan apakah ada label halal ataukah tidak. Pilihlah makanan yang berlabel halal.
2) Baca bahan-bahan yang digunakan. Apakah bahan-bahannya baik ataukah tidak. Cek pula status izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang ditunjukkan dengan nomor seri MD untuk
dalam negeri dan ML untuk makanan dari luar negeri.
3) Perhatikan tanggal kadaluarsa. Pastikan makanan yang dikonsumsi belum melewati tanggal kadaluarsa.
Manfaat makanan halal dan baik atau tayyib:
1) Menyehatkan badan.
2) Menjadi penyebab amal ibadah diterima Allah.
3) Hidup menjadi tenang.
4) Terhindar dari perbuatan dosa.
5) Menjadi golongan orang soleh.
SILAHKAN KERJAKAN LATIHAN SOAL DI LINK BERIKUT : SOAL MAKAN DAN MINUM
Posting Komentar untuk "Al-Qur’an Menginspirasi: Menjadi Generasi Sehat dengan Makanan dan Minuman yang Halal dan Baik"