AKIKAH DAN QURBAN MENUMBUHKAN KEPEDULIAN UMAT DAN MENELUSURI TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Apa kabar mu hari ini? Semoga dalam keadaan yang sehat wal'afiat semua yaa
Jangan lupa selalu ingat pesan ibu, 3M yaitu Mencuci tangan dengan sabun, Memakai masker saat keluar rumah, dan Menjaga jarak bila bertemu dengan orang lain.
Anak-anakku kelas 9, pada pertemuan kemarin kita sudah membahas tentang apa yaa? Yap. Pertemuan kemarin kita telah membahas tentang Penyembelihan dalam Ajaran Islam. Ada juga ya kita bahas tuh tentang ketentuan penyembelihan, diantaranya ketentuan orang yang menyembelih, hewan yang disembelih, alat penyembelihan, sampai proses penyembelihan yang benar juga lho.
Selain itu, kemarin kita juga membahas tentang teknik penyembelihan secara tradisional dan mekanik ya. Seperti yang kita tahu nih, zaman sekarang kan ada juga yang menyembelih dengan mesin biar cepat selesai bila hewan yang disembelih itu banyak.
Masih ingat ngga tuh? Pasti masih dong yaa.
Nah, hari ini kita akan melanjutkan 2 materi sekaligus yang ngga jauh-jauh deh sama pembahasan kemarin. Apa itu? Kita akan membahas tentang Akikah dan Qurban dan Tradisis Islam di Nusantara.
Kenapa kita membahas 2 materi atau bab sekaligus? Karena semakin mndekati PAS sementara kalian harus menyelesaikan materinya, jadi kita akan melakukan kebut materi nih hehehe
Tetap semangat yaa....💪💪💪
AKIKAH DAN QURBAN MENUMBUHKAN KEPEDULIAN UMAT
Ada yang pernah dengar akikah dan qurban? Pasti sering denger yaa.
Tahukah kalian? Ibadah qurban merupakan ibadah yang pernah dijalankan Nabi Ibrahim a.s. saat akan menyembelih putranya yaitu Ismail a.s.
Kemudian Allah swt. mengganti Ismail a.s. dengan seekor domba. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ibadah qurban sesungguhnya merupakan bentuk kepasrahan dan syukur seorang hamba kepada Allah swt.
Anak-anakku yang saleh dan salehah, ketahuilah bahwa ibadah qurban dan akikah memiliki makna yang dalam. Salah satunya adalah sebagai wujud ketaatan dan syukur kepada Allah Swt. atas semua nikmat yang telah diterima. Keduanya disyariatkan oleh Allah Swt. agar kehidupan manusia menjadi berkah dan bahagia.
Renungkanlah, Allah Swt. telah memberikan nikmat kepada hamba-Nya tidak ternilai harganya. Allah Swt. telah menyediakan sumber makanan bagi kita berasal dari tumbuhan dan hewan. Pernahkah kalian mencoba menghitung nikmat Allah Swt?. Pasti tidak akan sanggup menghitungnya. Sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah Swt. atas semua nikmat yang telah kita terima.
Akikah merupakan salah satu wujud syukur kepada Allah Swt. atas karunia seorang anak. Sedangkan qurban merupakan salah satu wujud syukur kepada Allah Swt. atas semua nikmat yang telah diberikan-Nya. Kedua ajaran ini sangat menarik untuk dipelajari dan sangat bermakna ketika diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu penting untuk diketahui dan diamalkan tentang ketentuan dan tata cara akikah dan qurban.
1. AKIKAH
a. Akikah dalam Ajaran Islam
Pernahkah kalian mengikuti acara potong rambut bagi bayi yang baru lahir? Dalam acara tersebut juga diumumkan nama bayi dan seluruh tamu disuguhi makanan dari daging kambing? Acara itu adalah akikah. Tahukah kalian apakah akikah itu? Bagaimana ketentuan akikah dalam ajaran Islam?
Akikah secara bahasa artinya memutus, melubangi, membelah atau memotong. Secara syariat makna akikah adalah menyembelih kambing/domba sebagai tanda syukur kepada Allah Swt. atas lahirnya anak, baik laki-laki atau perempuan.
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan akikah, sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Swt. sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Swt. dengan lahirnya sang anak. Dengan akikah pula anak dapat terbebas dari ketergadaian, dan insyaalloh akan menjadi syafaat pada hari akhir bagi kedua orang tuanya.
Akikah paling utama dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Pada hari itu pula seorang bayi dicukur rambutnya dan diberi nama yang baik. Sabda Nabi Saw.:
Artinya: Setiap anak itu tergadai dengan akikah nya yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambut kepalanya, dan diberi nama. (H.R. Ibnu Majah diriwayatkan dari Samurah)
Para ahli fikih memiliki pendapat yang berbeda tentang hukum pelaksanaan akikah, tetapi pendapat yang paling masyhur menyatakan bahwa hukum akikah adalah sunah muakad. Sunah muakad artinya sunah yang sangat dianjurkan.
Penyembelihan hewan akikah bertujuan sebagai wujud syukur kepada Allah Swt. atas kelahiran seorang anak
b. Ketentuan Akikah
1) Hewan yang digunakan untuk akikah
Para ahli fikih juga berbeda pendapat tentang hewan yang dapat digunakan untuk akikah, tetapi mayoritas ulama menyatakan bahwa hewan yang digunakan untuk akikah adalah kambing/domba. Ada pun syarat kambing/domba akikah yaitu:
a) kambing/domba itu harus dalam keadaan sehat, tidak kurus, dan tidak cacat
b) kambing/domba itu sudah berumur satu tahun lebih (sudah pernah berganti gigi).
2) Orang yang diakikahi serta jumlah hewan untuk akikah
Para ulama sepakat bahwa orang yang diakikahi adalah anak yang baru lahir, hal ini berdasarkah hadis yang menyatakan bahwa akikah itu dilakukan pada hari ke tujuh dari kelahiran anak. Orang yang melaksanakan akikah adalah orang tua dari anak yang baru lahir tersebut.
Ada pun jumlah hewan untuk akikah mayoritas ulama berpendapat bahwa untuk anak laki-laki sebanyak 2 ekor kambing/domba dan untuk anak perempuan sebanyak 1 ekor kambing/domba.
3) Waktu penyembelihan hewan akikah
Penyembelihan hewan akikah sebaiknya dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran bayi. Namun sebagaian ulama berpendapat bahwa jika pada hari ketujuh tersebut belum mampu melaksanakan akikah untuk anaknya, Sayyidah Aisyah r.a. dan Imam Ahmad berpendapat bahwa akikah bisa dilaksanakan pada hari keempat belas, atau pun hari kedua puluh satu.
Jika pada hari-hari itu juga belum mampu, boleh dilakukan kapan saja saat yang bersangkutan sudah mampu. Kewajiban akikah menjadi gugur apabila bayi meninggal sebelum usia tujuh hari.
4) Tata cara penyembelihan hewan akikah
Tata cara penyembelihan hewan akikah sama dengan penyembelihan heran yang telah dibahas pada pembahasan penyembelihan hewan di pertemuan sebelumnya, hanya saja tujuannya yang berbeda yaitu sebagai wujud syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah swt. dengan lahirnya sang anak.
5) Pembagian daging akikah
Sebaiknya daging akikah diberikan dalam kondisi yang sudah dimasak. Orang tua yang melaksanakan akikah untuk anaknya boleh memakan daging akikah tersebut, menghadiahkan sebagian dagingnya kepada sahabat-sahabatnya dan menyedekahkan sebagian lagi kepada kaum muslimin. Boleh juga mengundang kerabat dan tetangga untuk menyantapnya, serta boleh juga disedekahkan semuanya.
c. Hikmah Pelaksanaan Akikah
Pelaksanaan akikah mengandung banyak hikmah, di antaranya:
1) merupakan wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Swt. dengan lahirnya sang anak;
2) merupakan tebusan bagi anak yang baru lahir sehingga dapat membebaskan anak dari ketergadaian, dan akan menjadi syafaat pada hari akhir bagi kedua orang tuanya; dan
3) memperkuat tali silaturahim di antara anggota masyarakat dalam menyambut kehadiran anak yang baru lahir.
2. QURBAN
a. Qurban dalam Ajaran Islam
Setiap tahun umat Islam merayakan beberapa hari raya, salah satunya Hari Raya Idul Adha. Dalam pelaksanannya, Hari raya Idul Adha ini sangat erat kaitannya dengan ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban. Tapi, tahukah kalian apakah kurban itu? Baimana ketentuan kurban dalam ajaran Islam?
Secara bahasa kurban berasal dari kata qarraba yang berarti dekat. Secara syariat kurban artinya ibadah dalam bentuk melaksanakan penyembelihan hewan tertentu atas dasar perintah Allah Swt. dan petunjuk Rasulullah Saw. dengan harapan dapat mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam istilah ilmu fikih hewan kurban biasa disebut dengan nama al-udhiyah yang bentuk jamanya al-adahi. Udhiyah artinya menyembelih hewan pada waktu matahari naik di pagi hari (pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik).
Perintah untuk berkurban antara lain terdapat dalam Q.S. al-Kautsar/108:1-3:
Artinya: Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurban lah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orangorang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (Q.S. al-Kautsar/108:1-3)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia telah diberikan nikmat yang banyak, seperti tersedianya sumber air, tanaman dengan segala macam buah dan umbinya yang bermanfaat, hewan-hewan yang dapat diambil tenaga ataupun dagingnya, serta masih banyak nikmat-nikmat lainnya lagi. Sebagai bukti rasa syukur atas semua itu, Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk menyembah Dia dan tidak menyekutukannya.
Manusia diperintahkan untuk mendirikan salat baik fardu maupun sunnat dengan ikhlas karena Allah Swt, serta diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban dengan hanya menyebut nama Allah Swt. semata.
Pelaksanaan kurban hukumnya sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan bagi yang mampu. Rasulullah pernah bersabda bahwa ada tiga hal yang wajib bagi beliau dan tatawwu bagi umatnya, yaitu salat witir, kurban dan salat Duha. Selain itu Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya: Barang siapa yang memperoleh suatu kelapangan tetapi dia tidak berkurban, janganlah ia menghampiri tempat salat kami (H.R. Ahmad dari Abu Hurairah).
Hadis tersebut menjelaskan bahwa orang yang mampu berkurban tetapi tidak melakukannya, hukum baginya adalah makruh (tidak disukai oleh Allah Swt. Dan Rasul-Nya).
b. Ketentuan Kurban
Ketentuan kurban bisa ditinjau dari segi orang yang berkurban, jenis hewan yang dijadikan kurban, jumlah hewan dan orang yang berkurban, waktu dan tempat penyembelihan, tata cara penyembelihan, dan pembagian daging kurban.
1) Orang yang berkurban adalah:
a) orang Islam
b) merdeka
c) berakal
d) mampu menyediakan hewan kurban
2) Jenis hewan
Jenis hewan yang diperbolehkan untuk dijadikan kurban adalah unta, sapi, kerbau, kambing atau biri-biri. Ada pun ketentuan hewanhewan tersebut adalah:
a) sehat atau tidak menimbulkan bahaya
b) organ tubuhnya lengkap, tanduknya tidak patah, tidak buta matanya, tidak pincang, telinganya tidak cacat, tidak sakit, dan tidak kurus kering
c) telah cukup umur, tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda, yaitu:
Disembelih pada waktu yang ditentukan, yaitu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik.
3) Jumlah hewan dan orang yang berqurban
Untuk jenis hewan unta, sapi, dan kerbau boleh untuk kurban sejumlah tujuh orang. Sedangkan untuk kambing dan domba hanya untuk kurban nya satu orang. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw.:
Artinya: Kami pernah menyembelih hewan kurban bersama Rasulullah Saw. pada tahun Hudaibiah dengan seekor unta kepada tujuh orang dan lembu juga kepada tujuh orang. (H.R. al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Jabir bin`Abdullah)
4) Waktu dan Tempat Penyembelihan Qurban
Waktu penyembelihan kurban adalah setelah salat Idul adha (tanggal 10 bulan Dz|ulh]ijjah) dan tiga hari tasyrik (11,12, dan13 bulan Dzulhijjah). Penyembelihan boleh dilakukan pada siang hari atau sore hari pada hari-hari tersebut (sebelum matahari terbenam pada tanggal 13 bulan Dz|ulh]ijjah).
Tidak ada perbedaan waktu siang atau pun malam. Tempat yang disunahkan untuk menyembelih adalah tanah lapangan. Tujuannya adalah memberitahukan kepada kaum Muslimin bahwa kurban sudah boleh dilakukan dan untuk mengajari kaum Muslimin tata cara kurban yang benar.
5) Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban
Tata cara penyembelihan hewan qurban sama dengan poenyembelihan hewan pada umumnya, hanya saja tujuannya yang berbeda, yaitu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Orang yang berkurban (sahibul qurban) disunahkan untuk menyembelih hewan kurban nya sendiri, tetapi boleh diwakilkan kepada orang lain.
Ketika menyembelih hewan qurban disunahkan membaca doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. berikut ini:
Artinya: Ya Allah, segala sesuatu berasal dari-Mu, dan hanya untuk-Mu, dan dari Nabi Muhammad dan umatnya, dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar.
6) Pembagian Daging Qurban
Daging Qurban dibagikan kepada fakir dan miskin dalam keadaan masih mentah, belum dimasak. Apabila orang yang berkurban (sahibul qurban) menghendaki, dia boleh mengambil daging qurban itu maksimal sepertiganya.
c. Hikmah Pelaksanaan Qurban
Hikmah pelaksanaan kurban antara lain sebagai berikut:
1) Lebih mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah Swt.
2) Melatih diri agar bersikap dermawan, tidak rakus, dan tidak kikir
3) Mendidik diri untuk lebih peduli kepada sesama.
4) Menjauhkan diri dari sikap tamak, rakus, ingin menang sendiri, sewenang-wenang kepada orang lain.
MENELUSURI TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
1. MENELUSURI TRADISI NUSANTARA SEBELUM ISLAM
Sebelum kedatangan Islam, banyak penduduk Nusantara terutama di Jawa dan Bali sudah memeluk agama Hindu dan Buddha. Jauh sebelum Hindu dan Buddha masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. Kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang ini berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Banyak upacara ritual dilakukan sebelum melakukan kegiatan tertentu, seperti ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Tradisi ini mereka lakukan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka meyakini dan senantiasa berusaha menjalankan tradisi tersebut karena mereka yakin apabila melanggar ritual tersebut, dia akan mendapat kutukan dari arwah nenek moyang dan masyarakat sekitarnya akan mendapat bencana. Ketika agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, tradisi tersebut tidak begitu saja musnah, justru semakin tumbuh dan berkembang.
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dari India ke Nusantara melalui proses penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat, dengan ini tanpa menghilangkan unsur asli budaya di Nusantara. Bentuk penyesuaiannya adalah dengan mengubah cara-cara upacara ritual yang sudah ada menjadi ritual yang sejalan dengan ajaran Hindu-Buddha, sehingga menimbulkan tradisi dan budaya baru yang bernuansa Hindu–Buddha. Di antara tradisi Hindu Buddha yang mengadopsi tradisi kepercayaan sebelumnya adalah tradisi memperingati meninggalnya seseorang pada hari ke-tiga, hari ketujuh, hari ke-empat puluh, hari ke-seratus dan juga hari ke-seribu. Di samping tradisi–tradisi tersebut, ditemui pula pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, seperti tampak pada seni rupa, seni ukir dan seni bangunan. Di bidang seni rupa dan seni ukir ini terlihat pada relief atau seni ukir pada dinding-dinding candi. Sebagai contoh, pada relief Candi Borobudur tampak adanya perahu bercadik yang merupakan gambaran pelaut nenek moyang bangsa Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan riwayat sang Buddha sekaligus ada gambaran lingkungan alam Indonesia.
Dalam seni bangunan, seperti pada bentuk bangunan candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Sedangkan di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Candi ini sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang raja. Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah Buddha di Nusantara, sedangkan candi Prambanan (Roro Jonggrang) merupakan peninggalan sejarah Hindu di Nusantara.
2. AKULTURASI BUDAYA ISLAM
Sebelum membahas akulturasi budaya Islam, apakah kalian tahu, apa budaya itu? Apa perbedaan antara agama dan budaya? Apakah ada hubungan antara keduanya? Mari kita perhatikan penjelasan berikut ini. Budaya adalah seluruh perilaku dan tata perilaku yang berlaku pada masyarakat dan lingkungan tertentu. Agama merupakan karya Allah, sedangkan budaya merupakan karya manusia. Agama bukan bagian dari budaya dan budaya pun bukan bagian dari agama, tetapi saling berhubungan erat satu sama lain. Melalui agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul, Allah Sang Pencipta menyampaikan ajaran-ajaran-Nya mengenai hakikat Allah, manusia, alam semesta dan hakekat kehidupan yang harus dijalani oleh manusia. Ajaran-ajaran Allah, yang disebut agama itu, mewarnai corak budaya yang dihasilkan oleh manusia-manusia yang memeluknya, sehingga muncullah akulturasi budaya Islam. Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan Islam di Nusantara berakulturasi dengan perilaku atau budaya masyarakat Indonesia yang sudah ada saat itu menjadi sebuah budaya baru yang dikenal dengan istilah budaya Islam.
Dalam ajaran Islam, umatnya diperbolehkan untuk berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar Islam, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Islam. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah:
Akulturasi budaya yang diwarnai oleh ajaran Islam tentu memunculkan budaya baru, yang tentu saja diperboehkan, asal tetap memperhatikan ajaran Islam yakni tidak bertentangan dengan ketentuan hukum halal-haram, mendatangkan mashlahat (kebaikan), tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan), sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan juga sesuai prinsip al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.). Apabila seseorang berinteraksi dengan berlandaskan prinsip tersebut, akan lahir sebuah kebudayaan Islam yang selalu berasaskan tauhid kepada Allah Swt. Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat dan mendapat pengaruh dari Islam.
Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan, yang merupakan hasil olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, pergaulan, dan organisasi sosial. Kesenian merupakan salah satu media dakwah yang paling mudah diterima oleh masyarakat, sehingga banyak seni budaya Nusantara yang telah kemudian mendapat pengaruh dari ajaran Islam, dan menjelma menjadi seni budaya Islam di Nusantara. Berikut beberapa budaya Islam yang merupakan hasil akulturasi dengan budaya Nusantara:
a. Tradisi Islam di Pulau Jawa
1) Tadarusan Al-Qur'an.
Tadarus berasal dari kata darrasa yudarrisu yang artinya belajar. Tradisi tadarusan ini biasanya berisi kegiatan belajar bersama membahasas masalahmasalah agama, yang diawali dengan membaca al-Qur'an bersama-sama dengan berulangulang, kemudian ayat yang dibaca tersebut dibahasas maknanya. Tradisi tadarusan ini berkembang di daerah Jawa Barat dan beberapa daerah lainnya.
2) Mudik dan Halal Bihalal
Tradisi mudik dan halal bihalal saat ini sudah menjadi tradisi nasional yang bernafaskan Islam. Mudik yang dimaksud adalah budaya pulang kampung menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan Halal bihalal adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri. Tujuannya untuk saling memafkan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan agar kembali kepada fitrah (kesucian).
3) Upacara Sekaten/ Grebeg Maulud
Upacara sekaten merupakan upacara keagamaan yang diadakan di keraton Jogjakarta dan keraton Surakarta untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw., yang diselenggarakan selama tujuh hari sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Kata sekaten berasal dari bahasa Arab yaitu syahadatain. Tujuan lain dari penyelenggaraan upacara ini adalah untuk sarana penyebaran agama Islam, hal ini sesuai dengan upaya Raden Fatah dalam menyebarkan Islam, yakni dengan cara merayakan maulid Nabi dengan menjadikan dua gamelan (yakni gamelan sekati) yang melambangkan dua kalimat syahadat. Selain di Yogyakarta dan di Solo, tradisi sekaten juga diselenggarakan di Demak dan Cirebon. Grebeg Maulud merupakan acara puncak Maulid Nabi Muhammad Saw.
Pada malam Gerebeg Maulid, Sri Sultan dan rombongan menghadiri peringatan Maulid Nabi di Masjid Agung Yogyakarta pada tanggal 12 Mulud. Tradisi ini ditutup dengan pengarakan “gunungan” dari Keraton Yogyakarta ke halaman Masjid Agung, untuk dibagikan kepada pengunjung yang sudah menunggu sejak semalaman. Tradisi grebeg mulud ini biasa diselenggarakan di kota Surakarta, Yogyakarta, Demak, dan Cirebon. Tradisi memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad Saw. di daerah Jawa Barat disebut acara Muludan.
5) Tumplak Wajik
Tumplak Wajik merupakan acara yang masih serangkaian dengan Grebeg Mulud. Tradisi ini berupa permainan lagu dengan menggunakan kentongan, lumpang untuk menumbuk padi yang menandai awal dari pembuatan gunungan yang akan diarak pada saat acara Grebeg Mulud.
6) Rajaban
Tradisi Rajaban adalah tradisi menyambut peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw. yang biasanya diisi dengan acara ceramah dari para ulama atau kegiatan keagamaan lainnya Tradisi Ini berkembang di daerah Jawa Barat dan sekitarnya.
7) Dugderan/Dandangan
Dugderan merupakan festival untuk menandai dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadan yang diadakan di Kota Semarang. Perayaan dimeriahkan oleh sejumlah mercon dan kembang api. Pada perayaan ini beragam barang dijual (semacam pasar malam) Selain sebagai sarana hiburan, dugderan juga dimaksudkan sebagai sarana dakwah Islam.
8) Ngabuburit
Ngabuburit merupakan sebuah tradisi menunggu waktu buka puasa dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti membaca al-Qur'an, mendengarkan ceramah agama dan lain sebagainya. Tradisi ini awalnya berkembang di Jawa Barat, tetapi lambat laun menyebar ke daerah lainnya di pulau Jawa juga pulau lainnya.
9) Selikuran
Tradisi selikuran merupakan acara menyambut malam lailatul qodar Ramadan di kota Surakarta dan Yogyakarta yang dilaksanakan setiap pada tanggal 21 dengan membuat makanan berupa nai untuk dibagikan kepada masyarakat.
10) Nyadran
Istilah nyadran berasal dari kata sadran dalam bahasa Jawa yang artinya ziarah. Tradisi Nyadran bertujuan untuk menghormati orang tua atau leluhur mereka, dengan melakukan ziarah kubur dan mendoakan arwah mereka.
11) Lebaran ketupat
Lebaran ketupat dilaksanakan sebagai wujud syukur berakhirnya Puasa Sunah 6 hari Syawal. Ketupat adalah jenis makanan yang dibuat dari beras dengan janur (daun kelapa yang masih muda) dan dibentuk seperti belah ketupat, yang merupakan simbol permintaan maaf dan simbol menjalin tali silaturahim. Tradisi ini juga dilaksanakan masyarakat Muslim di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
12) Grebeg Besar di Demak
Tradisi Grebeg Besar Demak merupakan salah satu tradisi ciri khas Demak. Tradisi ini berlangsung setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijah saat peringatan hari Raya Idul Adha, yang dimeriahkan dengan karnaval kirap budaya dimulai dari Pendopo Kabupaten Demak hingga ke Makam Sunan Kalijaga yang terletak di Desa Kadilangu, jaraknya sekitar 2 kilometer dari tempat mulai acara.
b. Tradisi Islam di Pulau Sumatera
1) Batagak Panghulu
Tradisi Batagak Panghulu disebut juga malewakan gala yang tujuannya mengangkat pemimpin tertinggi dalam adat pada suatu suku atau kaum. Tradisi ini berkembang di Sumatera Barat
2) Batagak Rumah
Tradisi Batagak Rumah merupakan acara yang dilakukan sebelum mendirikan Rumah Gadang Kaum atau Suku Tradisi ini berkembang di Sumatera Barat
3) Khitan
Tradisi khitan adalah acara untuk anak laki-laki yang sudah menginjak usia aqil baliq sebagai tanda bahwa anak laki-laki itu dianggap sudah dewasa. Tradisi Khitan ini berkembang masyarakat Muslim di pulau Jawa juga di pulau lainnya di Indonesia.
4) Menata Konde (menghias rambut)
Tradisi Menata Konde merupakan acara untuk anak perempuan yang masuk usia dewasa yang ditandai dengan datangnya haid pertma.
5) Tabot atau Tabuik
Tradisi Tabot atau Tabuik merupakan upacara peringatan Hari Asyura (10 Muharam) dengan mengarak tabut (peti yang terbuat dari potongan bamboo berbentuk persegi panjang yang dihiasi Bungan berwarna warni).
6) Adat Melayu
Anak yang baru lahir, diazankan dan diiqamahkan oleh orang tuanya. Khusus bayi perempuan lidahnya ditetesi madu dengan kain. Hal itu dimaksudkan agar anak tersebut memiliki kata-kata semanis madu.
7) Akikah
Tradisi akikah biasanya dilaksanakan beberapa hari setelah kelahiran, yang ditandai dengan penyembelihan hewan, pemotongan rambut sekaligus pemberian nama kepada bayi tersebut. Bayi laki-laki diakikahkan dua ekor kambing, sedangkan bayi perempuan diakikahkan satu ekor kambing. Tradisi ini bukan hanya ada di pulau Sumatera,melainkan juga terjadi di hampir seluruh lingkungan masyarakat mulim Indonesia.
8) Tradisi Rabu Kasan
Tradisi Adat Rebo Kasan adalah salah satu tradisi masyarakat Melayu pesisir pantai di Kabupaten Bangka, yang dilaksanakan setiap hari Rabu di akhir bulan Safar. Inti Upacara Rebo Kasan adalah tradisi Tolak Bala (musibah) sekaligus harapan para nelayan agar hasil tangkapannya melimpah.
c. Tradisi Islam di Pulau Kalimantan
1) Tradisi Baayun merupakan tradisi suku banjar, yang biasa di gelar pada bulan Maulid atau bulan Rabiul Awal merupakan tradisi turun temurun masyarakat pemeluk agama Islam di Kalimantan Selatan. Tradisi berisi pembacaan doa shalawat sambil mengayun anak dalam ayunan ini sudah berlangsung ratusan tahun lamanya dan terkait dengan kepercayaan masyarakat adat Dayak pegunungan Meratus.
2) Batamat Al Qur’an merupakan salah satu tradisi agamis suku banjar, yang dilaksanakan ketika seseorang telah mengkhatamkan membaca Al Qur’an. tradisi batamat Al Qur’an biasanya dilaksanakan pada saat merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Lazimnya dilaksanakan pada hari ketiga atau keempat lebaran.
3) Maulid Basih di desa Ampukung suku Banjar. Perayaan ini dilakukan setiap bulan maulid. Perayaannya mirip silahturahmi seluruh keluarga/ masyarakat pada saat lebaran yakni saling berkunjung kerumah-rumah.
4) Badapatan sebuah tradisi pertemuan/silahturahmi para keturunan raja pada saat lebaran, yang ditandai dengan mengunjungi makam-makan raja-raja.
5) Perang meriam karbit di pinggir sungai Kapuas yang dilaksanakan suku dayak pada saat jelang lebaran hingga pada saat takbiran. Tradisi ini erat kaitannya dengan awal mula lahirnya kota Pontianak.
6) Nanggok atau berbagi uang bagi orang yang berkecukupan kepada orang lainnya. Tradisi Nangol ini banyak dilakukan oleh suku Dayak dan pembacaan doa shalawat sambil mengayun anak dalam ayunan ini sudah berlangsung ratusan tahun lamanya dan terkait dengan kepercayaan masyarakat adat Dayak pegunungan Meratus.
7) Kerobok Maulid yang dilaksanakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw., tanggal 12 Rabiul Awwal. Kegiatan Kerobok Maulid ini diawali dengan pembacaan Barzanji di Masjid Jami Hasanudin Tenggarong, kemudian dari Keraton Sultan Kutai, puluhan prajurit Kesultanan akan keluar dengan membawa usung-usungan yang berisi makanan kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau bunga/kembang rampai dan Astagona. Usung-usungan ini kemudian dikelilingkan antara Keraton dan Kedaton Sultan dan berakhir di Masjid Hasanuddin. Kedatangan prajurit keraton ini akan disambut dengan pembacaan Asrakal yang kemudian membagi-bagikan makanan kepada warga masyarakat yang ada di dalam Masjid. Akhir dari upacara Kerobok ini ditandai dengan penyampaian hikmah maulid.
d. Tradisi Islam di Pulau Sulawesi
1) Upacara Adat Ammateang
Upacara Adat Ammateang dilaksanakan masyarakat Bugis saat seseorang dalam suatu kampung meninggal dunia. Keluarga dan kerabat dekat serta kerabat yang jauh, juga masyarakat sekitar lingkungan rumah orang yang meninggal itu berbondong-bondong menjenguknya. Pelayat yang hadir biasanya membawa sidekka (sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan) berupa barang seperti sarung atau kebutuhan untuk mengurus mayat, selain itu ada juga yang membawa passolo (amplop berisi uang sebagai tanda turut berduka cita).
2) Mabbarasanji (Barzanji)
Tradisi Mabbarasanji merupakan tradisi pembacaan Barzanji, sebuah kitab yang berisi sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw., dalam setiap hajatan dan acara, doa-doa selamatan, bahkan ketika membeli kendaraan baru, dan lain sebagainya.
3) Pawai Obor pada peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
Tradisi Pawai Obor pada peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Dilakukan oleh warga Muslim di Kota Manado, Sulawesi Utara. Obor yang dibawa berpawai oleh warga membuat jalan-jalan di Kota Manado terang. Bagi warga Muslim setempat pawai obor sudah menjadi tradisi dan dilaksanakan turun temurun sebagai simbol penerangan. Lebih lanjut simbol penerangan itu bermakna bahwa kelahiran Nabi Muhammad Saw. adalah membawa ajaran yang menjadi cahaya penerang iman saat manusia hidup dalam kegelapan dan kemusyrikan.
e. Tradisi Islam di Pulau Maluku
1) Kolano Uci Sabea (Turunnya Sultan ke Masjid)
Tradisi Uci Sabea ini bermakna turunnya sultan ke masjid untuk salat dan berdoa. Dalam pelaksanaanya, sang sultan di tandu dan dikawal masyarakat adat ternate dari kedaton menuju masjid sultan. Setelah salat tarawih, sultan akan kembali ke kedaton dengan ditandu seperti ketika keberangkatannya ke masjid. Di kedaton, sultan bersama permaisuri akan memanjatkan doa di ruangan, kemudian berdoa bersama permaishuri, kemudian menerima rakyatnya untuk bertemu, bersalaman, bahkan mencium kaki sultan dan permaisuri sebagai tanda kesetiaan.
2) Berbuka puasa dengan Asida
Tradisi Berbuka puasa dengan Asida ini merupakan tradisi khas Ternate. Asida merupakan makanan yang berbahan dasar tepung terigu, gula merah, gula pasir, susu kental manis, mentega, santan secukupnya, garam, fanili perasa dan kenari, yang dimasak sekitar 3 jam lamanya, dan disajikan di atas piring yang sudah diolesi mentega.
Demikian bebrapa tradisi Islam di Nusantara, dan masih banyak lagi tradisi Islam lainnya yang masih terus digali, sehingga bisa menjelaskan kepada siapa saja bahwa tradisi dan budaya Islam yang ada di Nusantara ini sangatlah banyak dan mengandung berbagai nilai-nilai penting dalam keseharian manusia.
4. MANFAAT MEMPELAJARI TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Dengan mempelajari tradisi Islam di Nusantara, banyak manfaat yang bisa didapatkan, antara lain:
a. Semakin menguatkan pondasi keagamaan berupa ajaran tauhid kepada Allah Swt. dan kenabian Nabi Muhammad Saw., serta ajaran-ajaran lainnya yang berupa rukun Iman dan rukun Islam tanpa adanya paksaan terhadap anutan seseorang.
b. Semakin meyakini bahwa ajaran Islam dapat mengakomodir nilai-nilai sosial budaya masyarakat
c. Semakin membuat hati tentram dengan agama Islam karena ajarannya yang mencakup berbagai aspek-aspek kehidupan. Mulai dari aturan hukum, ibadah atau pun sistem pemerintahannya. Terlebih lagi di bidang kebudayaan dan kesenian pada waktu itu. Oleh karena ajaran Islam hanya meluruskan tanpa mengubah suatu tradisi dan budaya yang sudah melekat pada masyarakat Nusantara
d. Semakin menghargai dan menghormati para pejuang Islam yang telah menciptakan tradisi dan budaya Islam yang syarat makna, seperti nilai persatuan dan kesatuan, nilai persaudaraan (solidaritas yang tinggi), nilai perjuangan, dan nilai-nilai positif lainnya
e. Mendorong untuk lebih terbiasa berpikir kritis untuk bersikap terhadap tradisi yang sesuai dengan Islam, dan juga terhadap tradisi yang tidak sesuai dengan Islam
f. Mendorong untuk lebih kreatif menciptakan inovasi baru yang tidak bertentangan dengan nilai ajaran Islam
g. Memberikan motivasi untuk lebih bersemangat dalam mempelajari seni, tradisi dan budaya Islam yang mengandung banyak makna filosofi
5. MENGHARGAI TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
a. Senantiasa merawat, melestarikan, mengembangkan dan menghargai tradisi hasil karya para ulama terdahulu yang sesuai dengan ajaran Islam.
b. Senantiasa menolak dan membuang tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam supaya tidak ditiru oleh generasi berikutnya.
c. Berusaha mengetahui dan memahami tradisi dan budaya Islam,Sehingga bisa menjelaskan kepada siapa saja bahwa tradisi dan budaya Islam yang ada di Nusantara ini sangatlah banyak dan mengandung berbagai nilai-nilai penting dalam keseharian manusia.
d. Menghargai dan menghormati jasa para pejuang Islam yang telah menciptakan tradisi dan budaya Islam yang syarat makna.
e. Senantiasa berpikir kritis untuk bersikap baik terhadap tradisi yang sesuai maupun terhadap tradisi yang tidak sesuai dengan Islam.
f. Mengasah kreativitas dalam menciptakan inovasi baru yang tidak bertentangan dengan nilai ajaran Islam supaya
g. Mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan.
Nah, itulah anak-anak tentang materi akikah dan qurban serta tradisi Islam di Nusantara. Lumayan panjang juga yaa kita bahas 2 bab ini. Apakah kalian sudah paham tentang dua materi di atas?? Semoga kalian bisa memahaminya yaa. Karena materi di atas sangat penting bagi kehidupan kita di masyarakat.
Jika masih ada yang belum kalian pahami silahkan untuk menghubungi guru PAI masing-masing. Pertanyaan kalian dapat disampaikan di WA group kelas masing-masing. Diharapkan semua siswa aktif yaa 👌
Oke, seperti biasa nih setelah materi pasti ada evaluasi yaa 😃
1. EVALUASI MATERI AKIKAH DAN QURBAN
Silahkan kamu buka buku pendamping PAI halaman 36-37. Kerjakan soal Uji Kompetensi Pengetahuan (a dan b). Kemudian salinlah jawaban kalian di link berikut. Jika essay (b) tidak bisa dikirim lewat link maka bisa dikirim lewat google classroom.
LEMBAR JAWABAN PAI UJI KOMPETENSI HALAMAN 36-37
2. EVALUASI MATERI TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Tulislah cerita tentang tradisi Islam yang ada di lingkunganmu pada buku tulis PAI. Kemudian foto dan kirim pada link berikut.
TUGAS CERITA TRADISI ISLAM DI LINGKUNGANMU
Atau kamu bisa juga kalian bisa kirim lewat google classroom dengan langkah-langkah berikut:
Buka Google Classroom > Tugas > PAI > Tugas PAI Akikah dan Qurban dan Cerita Tradisi Islam di Lingkunganku > Lampiran (pilih file mu) > Tandai Selesai.
Selamat belajar dan mengerjakan tugas~👌💪
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Posting Komentar untuk "AKIKAH DAN QURBAN MENUMBUHKAN KEPEDULIAN UMAT DAN MENELUSURI TRADISI ISLAM DI NUSANTARA"