Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas 8
MATERI Kls 8 PAK D04
Sekolah : SMP N1 KALIMANAH
Kelas dan Semester : 8/ Semester Gasal
Pokok Bahasan : Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Kompetensi Dasar
1.1.Mensyukuri makna hidup beriman dan berpengharapan.
2.1.Menunjukkan sikap hidup beriman dan berpengharapan.
3.1.Memahami arti sikap hidup beriman dan berpengharapan.
4.1.Menyajikan karya yg berkaitan dengan cara hidup beriman dan berpengharapan dalam bentuk tindakan nyata.
Indikator Hasil Belajar:
1.Siswa dapat menjelaskan arti berputus asa dan bedanya dengan berpengharapan.
2.Siswa dapat menjelaskan apa pesan Tuhan Yesus tentang kuatir dan putus asa.
3.Siswa dapat menjelaskan mengapa selaku anak Tuhan, kita tidak boleh berputus asa.
Jadwal / Waktu : Selasa, Pkl. 10.40 – 12.00 Daring (Pelajaran) ke 4
Sumber Literasi :
1.Alkitab : Bahan Alkitab: Matius 6: 25 – 33; Roma 5: 3-4
2.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti : buku guru / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.— Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
A.Doa Pembukaan
Sebelum membahas hal ini, silakan siswa menyanyikan dalam batin sebagai ungkapan doa dari (Kidung Jemaat no 241) Tak ‘Ku Tahu ‘Kan Hari Esok.
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap.
Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang;
‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang.
Ref: Banyak hal tak ‘ku fahami dalam masa menjelang
Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.
(Lagu ini menunjukkan bagaimana seharusnya sikap hidup orang yang percaya walaupun masa depan tidak terlalu jelas, tapi keyakinan bahwa Tuhan akan tetap memimpin dan membawa kita ke tempat yang disiapkan-Nya menjadi modal untuk tetap menjalani kehidupan ini).
B.Pengantar
Usia remaja adalah periode dimana sifat dan sikap yang menetap sudah mulai terbentuk dan terlihat. Sikap putus asa juga mulai lebih jelas telihat pada usia remaja. Karena itu, topik yang dibahas ini menjadi sangat penting untuk diketahui, dipahami, dan dipraktikkan oleh siswa kita. Dengan pembekalan ini, hendaknya siswa menjadi tahu bahwa dalam hidupnya, hal-hal yang terkecil sekalipun, tidaklah lepas dari pemeliharaan Allah Mahakuasa.
Setelah siswa belajar bagaimana orang Kristen menjalani hidup beriman dan berpengharapan, pada pelajaran ini diharapkan mereka akan menerapkan apa yang sudah dipelajari kedalam hidup sehari-hari terutama saat mereka mengalami kesulitan hidup atau saat mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Mungkin kita juga pernah merasakan keadaan yang begitu sulitnya sehingga memilih untuk melupakan semua itu dengan tidak memikirkan hal itu, atau malah menyibukkan diri dengan hal lain sehingga memiliki alasan untuk tidak mencari penyelesaian dari keadaan sulit itu. Ini yang disebut dengan melarikan diri.
Para ahli menemukan bahwa ada dua cara yang dilakukan orang saat menghadapi kesulitan, fight atau flight. Fight artinya mengerahkan tenaga dan daya semaksimal mungkin, agar kesulitan itu dapat diatasi. Sebaliknya, flight artinya lari meninggalkan kondisi atau hal yang sulit itu, karena memang tidak mendapatkan atau tidak mau mencari cara untuk mengatasinya. Seharusnya, orang Kristen harus selalu siap menghadapi hidup, betapa pun sulitnya itu. Mengapa begitu, dan bagaimana caranya? Mari kita simak lebih lanjut.Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, putus asa dianggap sama artinya dengan putus harapan, yaitu keadaan dimana seseorang tidak memiliki harapan. Sejak beberapa tahun terakhir ini kita semakin sering membaca atau mendengar berita tentang orang yang bunuh diri karena merasa tidak mampu melanjutkan hidup.
Perhatikan bahwa kata “merasa” tambahan pada kata merasa ini membuat makna kalimat berbeda dibandingkan dengan tanpa tambahan kata merasa. Artinya, belum tentu orang tersebut betul-betul tidak mampu; mungkin ia hanya merasa bahwa ia tidak mampu, padahal kemampuan untuk bertahan hidup masih ada padanya.
C.Penjelasan Bahan Alkitab: Matius 6: 25 – 33:
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Roma 5: 3-4: Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Penjelasan Bahan Alkitab
Paling sedikit ada tiga pesan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus disini.
Pertama, bahwa kita tidak perlu kuatir untuk makan, minum, dan pakaian sebagai hal yang penting dalam hidup ini. Pemeliharaan Tuhan untuk kita jauh melebihi pemeliharaan-Nya untuk burung yang tetap hidup karena makanan yang disediakan-Nya. Lihatlah juga pemeliharaan Allah terhadap bunga bakung yang indah. Ini semua menunjukkan bahwa Allah sungguh sangat memperhatikan kehidupan ciptaan-Nya. Salomo, yaitu raja Israel yang paling kaya dibandingkan dengan raja-raja lainnya, tentunya memiliki kemampuan untuk memakai baju yang maha indah. Namun, keindahan baju Salomo tidaklah sebanding dengan keindahan bunga bakung. Padahal, apalah artinya bunga bakung yang hanya disamakan dengan rumput, karena begitu hari berganti, keindahannya pun tidak ada lagi. Kekuatiran akan kecukupan makanan, minuman, dan pakaian dimiliki oleh mereka yang tidak mengenal Allah. Tetapi, mereka yang menjadi anak-anak-Nya tidak perlu memiliki kekuatiran akan hal-hal ini. Mengapa demikian? Rahasia keberhasilan menjalani hidup ini ada pada pesan Tuhan Yesus yang
Sumber: http://lansingwbu.blogspot.com Gambar 3.1
kedua. Apa pesan-Nya? Pesan-Nya adalah bahwa yang utama dalam menjalani kehidupan ini adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Artinya, ketika kita mengutamakan untuk mengenal Allah, karya-karya-Nya, janji-janji-Nya, maka kita akan terpesona terhadap Allah yang sungguh sangat mengasihi kita anak-anak-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Kekuatiran yang kita miliki tidaklah sebanding dengan apa yang Allah sanggup berikan kepada kita. Kekuatiran kita tidaklah sanggup membuat kita menjalani hidup dengan nyaman, malahan justru dengan penuh rasa Burung sedang mengerumuni makanan was-was dan ketakutan karena tidak adanya jaminan akan sesuatu yang baik yang akan kita peroleh.
Ketiga, pesan Tuhan Yesus adalah, “...janganlah kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.” (Matius 6: 34a) Nah, apakah kita bisa menerima pesan Tuhan Yesus yang ketiga ini? Bila kita melihat di sekitar kita, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa manusia hidup dengan penuh kekuatiran. Ada orang yang memilih untuk bekerja dengan sangat keras karena ingin mengumpulkan uang sebanyakbanyaknya demi masa depannya dan keluarganya. Bekerja keras artinya tanpa mengindahkan kesehatan dan makan teratur serta istirahat yang cukup. Gaya hidup seperti ini ternyata malah merusak kesehatan sehingga akibatnya, pada saat ia mencapai usia sekitar 40 tahun, ia menderita penyakit jantung, atau diabetes, dan sebagainya. Padahal, menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat, makan secara teratur dan bergizi adalah penting untuk kelangsungan hidup yang baik. Bila Tuhan Yesus tidak ingin kita kuatir, Ia juga tentunya tidak ingin kita putus asa. Apalagi sampai bunuh diri saking putus asanya. Harusnya, setiap orang percaya memiliki prinsip seperti tertera dalam Mazmur 146: 5: “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya.” Kita bisa menjadi putus asa karena mengandalkan pada kekuatan sendiri, atau mengandalkan orang lain, padahal, kekuatan diri sendiri ataupun kekuatan orang lain ada batasnya. Bila kita mengandalkan pertolongan pada Allah Bapa, apa yang kita butuhkan akan dipenuhi-Nya dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Hal yang kita butuhkan memang merupakan sesuatu yang kita perlukan untuk membuat kita semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Dia dan semakin berkarya demi kebaikan sesama.
Sumber: Dokumen kemdikbud Gambar 3.2 Gambaran seorang remaja putra. kekhawatiran.
Allah pasti memberikan apa yang memang kita butuhkan untuk kebaikan kita dan orang-orang lain yang ada dalam lingkungan kita. Jadi, saat kita bingung mengapa pa yang kita butuhkan tidak kita dapatkan, ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan karena itu Allah sangat memperhatikan kita. Mungkin saja jawaban Allah datang tidak secepat yang kita harapkan, tapi tetap datang pada waktu yang tepat menurut Allah, bukan menurut kita. Tuhan Yesus berkata begini kepada murid-murid-Nya: “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Matius 7: 9 -11) 3. Kita harus gigih meminta apa yang kita butuhkan sampai mendapatkannya. Kegigihan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan memang disarankan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 7: 7-8. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Sungguh kata-kata Tuhan Yesus ini sangat menguatkan kita, bukan?
Bila Tuhan Yesus tidak ingin kita kuatir, Ia juga tentunya tidak ingin kita putus asa. Apalagi sampai bunuh diri saking putus asanya. Harusnya, setiap orang percaya memiliki prinsip seperti tertera dalam Mazmur 146: 5: “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya.” Kita bisa menjadi putus asa karena mengandalkan pada kekuatan sendiri, atau mengandalkan orang lain, padahal, kekuatan diri sendiri ataupun kekuatan orang lain ada batasnya. Bila kita mengandalkan pertolongan pada Allah Bapa, apa yang kita butuhkan akan dipenuhi-Nya dengan ketentuan sebagai berikut.
1.Hal yang kita butuhkan memang merupakan sesuatu yang kita perlukan untuk membuat kita semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Dia dan semakin berkarya demi kebaikan sesama.
2.Allah pasti memberikan apa yang memang kita butuhkan untuk kebaikan kita dan orang-orang lain yang ada dalam lingkungan kita. Jadi, saat kita bingung mengapa pa yang kita butuhkan tidak kita dapatkan, ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan karena itu Allah sangat memperhatikan kita. Mungkin saja jawaban Allah datang tidak secepat yang kita harapkan, tapi tetap datang pada waktu yang tepat menurut Allah, bukan menurut kita. Tuhan Yesus berkata begini kepada murid-murid-Nya: “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Matius 7: 9 -11)
3.Kita harus gigih meminta apa yang kita butuhkan sampai mendapatkannya. Kegigihan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan memang disarankan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 7: 7-8. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Sungguh kata-kata Tuhan Yesus ini sangat menguatkan kita, bukan?
D.Refleksi
Renungkan dan “hafalkan” Firman Tuhan dari Injil Mateus sebagai pegangan menghadapi rasa kuatir dan putus asa
Matius 6: 33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.
E.Doa Penutup
Berdoalah secara pribadi dengan rumusan yang anda susun sendiri.
Posting Komentar untuk "Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas 8"